Sunday 5 April 2015

Pengalaman Buruk Dengan Lufthansa







Sudah berkali-kali saya melakukan penerbangan Perancis-Indonesia atau sebaliknya dengan berbagai maskapai penerbangan. Dan kali ini saya dan keluarga ketika mudik ke Indonesia menggunakan maskapai penerbangan Lufthansa milik Jerman. Kami memilih maskapai ini karena sedang ada promo dan juga dengan pemikiran bahwa maskapai ini milik Jerman, so pasti tidak mengecewakan, tetapi apa yang terjadi sungguh diluar dari image saya akan penerbangan ini.

Ketika penerbangan dari Paris-Jakarta tidak ada masalah, hanya makanan yang sungguh tidak enak, tidak enak dalam arti benar2 tidak enak, dimana pasta udah spt berhari2 dgn rasa yg tidak jelas....

karena pengalaman makanan yg tidak enak ini, ketika penerbangan dari Jakarta-Paris, saya membawa banyak makanan utk di makan di pesawat. Tetapi apa yg terjadi sungguh lebih parah dari soal makanan. Ketika kami transit di Kualalumpur, terjadi suatu masalah tehnik di kokpit yang mengharuskan penggantian sparepart pesawat, dan parahnya sparepart itu tdk tersedia di Malaysia sehingga harus dikirim dari Jerman. Dan utk menunggu sparepart itu sampai dan di pasang kami diharusnya menunggu hingga lebih dari 24 jam, jd kamipun harus menginap di hotel dengan semua koper dikarenakan Lufthansa tdk mau ada koper di bagasi, dan tentu saja Lufthansa menyediakan hotel bagi penumpangnya, tetapi utk mencari hotel bagi 300 penumpang tidaklah mudah, jd semua penumpang harus menunggu kejelasan dimana kami menginap. Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya bagi penumpang bisnis dan yg membawa anak mendapat prioritas utama duluan menginap di hotel dekat bandara. Ketika mengantri check in di hotel, saya menyaksikan sebuah adegan dimana seorang ibu2 cukup berumur meminta seorag bapak yg mengantri di depan untuk memberi duluan ke seorg pemuda yg kecelakaan kaki hingga harus jalan dgn 2 tongkat dgn wajah yg sudah cape dan spt menahan sakit, ibu itu tdk ada hubungan saudara dgn pemuda itu, hanya menolong krn kasihan dgn pemuda itu yg sudah kecapean, tetapi bapak yg bertubuh besar di depan menjawa dgn enteng tanpa peduli, 'semua org juga butuh kamar, bu!'. Dan saya melihat pemuda itupun mengatakan ke ibu itu bahwa dia tdk apa2, dan masih kuat. Dan Akhirnya kamipun masuk ke hotel pada jam 02:00 pagi.
Dan untunglah saya membawa banyak makanan, sehingga bisa makan di malam itu serta susu untuk anakku dan beberapa camilan.

Esoknya setelah sarapan pagi, kamipun jalan2 ke 2 Towers Petronas, dikarenakan check out hotel jam 20.00 dan check in pesawat jam 22.00. Setelah kami kembali ke hotel jam 17:00, kamipun beristirahat, tetapi tiba2 dapat surat di bawah pintu hotel bahwa kami sudah harus check out jam 19.00. Jadi sayapun buru-buru beresin koper serta siapkan anak-anak. Jam 18.45 kamipun makan malam dan check out dari hotel lalu menuju ke bandara. 

Sesampai kami di counter Lufthansa utk chek in, sudah menunggu begitu banyak penumpang yang delay serta penumpang baru hari itu. Jadi kamipun menunggu di antrian yg begitu panjanggggggg.... hingga akhirnya saya tidak tahan krn begitu lamanya antrian yg tidak jalan-jalan. Lalu seorg penumpang menganjurkan saya meminta ke petugas di counter utk diutamakan krn membawa anak, lalu sayapun menuju ke counter dan meminta prioritas krn membawa anak, saya memang diutamakan tetapi proses utk dptkan seat sungguh lamaaaaaaaaaaaaa.... saya tidak tahu apanya yg tdk beres.... hingga anak saya yg besar tidak tahan menahan pipis dan ngompol di celana dan adik saya membawanya ke toilet, dan saya harus menggendong anak saya yg kedua menunggu di depan counter, sedangkan troley dgn koper2 masih diantrian. Akhirnya ada ibu yg sesama dari Indonesia membantu saya menggendong anak saya yg sedang menangis serta seorag penumpang Eropa membantu mendorong troley saya ke depan counter....
Setelah menunggu lama di depan counter akhirnya saya dan keluarga mendapat boarding pass, tetapi kami tdk mendapat boarding pass utk perjalanan dr Frankfurt ke Paris, dan petugas tersebut mengatakan bahwa semua sudah tercantum di kertas yg di print yg harus saya tunjukkan ketika boarding di Frankfurt. Akhirnya kamipun masuk pesawat dan selama penerbangan itu, kami tertidur pulas. 






 



Ketika sampai di Frankfurt sudah jam 08 lewat, dan saat keluar dr pesawat ada seorg petugas yg memberi arahan bagi penumpang yg akan melanjutkan penerbangan ke tujuan masing2, dan kami mendapat petunjukkan harus ke pintu A26 dan penerbangan ke Paris jam 08.30.... bisa dibayangkan bagaimana kami menguber waktu.... kami harus melewati gerbang pengecekkan barang, dimana kami di tahan petugas krn membawa minuman utk anakku serta susu serta mainan gameboy anakku diperiksa krn dikawatirkan baterenya bahaya utk anak2, sayapun mulai senewen, dan sesampai diimigrasi, petugas memeriksa pasport kami begituuuuuuuuuuuuu lama... lalu akhirnya petugas itu mengatakan bahwa mesinnya tidak bagus utk mengambil print sidik jari, lalu sayapun menjawab, 'yah buatan Jerman sih...', karena udah saking jengkelnya.

Ketika akan menuju ke pintu A26, kami harus melewati pengecekkan lagi.... dan terulang lagi soal air dan gameboy itu..... hingga akhirnya kami tiba di pintu A26, tetapi petugas di sana mengatakan bahwa pesawat sudah berangkat, dan dia menganjurkan saya ke costumer service utk mendapatkan penerbangan berikutnya. Kamipun berjalan ke costumer service dgn badan yg sudah sanga lelah. Dan di costumer service antrianpun sangat panjangggggggg...... Lalu saya meminta petugas di sana utk prioritas utama dan meminta sepasang anak muda yg mengantri di depan utk kami duluan karena anak saya sudah sangat lelah, tetapi pasangan itu mengatakan bahwa mereka sudah telat utk penerbangannya.... dan petugas yg memberi nomor utk ke counter costumerpun tidak melihat atau memalingkan muka ketika saya panggil2, dan sayapun mengatakan ke adik saya utk antri saja dr belakang... nah saat berjalan menuju ke antrian, saya bertemu dgn sepasang suami istri Indonesia yg satu pesawat dr Indonesia dan juga ketinggalan pesawat menuju ke swedia, lalu kamipun meminta mereka utk memperbolehkan menyusup diantara mereka, jd kamipun dgn cepat dpt nomor antrian, ketika mengantri saya melihat begitu banyak org marah2 ke petugas krn tdk memberi prioritas bagi yg membawa anak-anak, hingga seorg bapak dgn seorg bayi mengamuk dan akhirnya petugas tersebut memperbolehkan mereka duluan.

Setelah kami mendapat borading pass, kamipun menuju ke pintu A30 utk menunggu penerbangan menuju ke Paris, setelah menunggu sejaman lebih kami diberitahu bahwa penerbangan ke Paris dipindah ke pintu A25. Kamipun pindah ke pintu A25 dan di sana sudah banyak penumpang yg menunggu. Setelah beberapa lama menunngu kami mendapat pengumuman bahwa penerbangan ke Paris akan delay 30 menit, lalu setelah 30 menit mendapat pengumuman lagi bahwa penerbangan ke Paris akan delay lebih lama hingga waktu yg tidak ditentukan.... Para penumpangpun mulai gusar dan marah. Setelah beberapa lama menunggu, petugas mengumumkan bahwa kami bisa masuk ke pesawat, jadi kamipun mulai berjalan menuruni tangga utk menunggu bus ke pesawat, dan di tangga kamipun menunggu lagi dan petugas datang dan mengatakan bahwa dia salah tempat sehingga tidak ada bus yg datang dimana kami menunggu, maka beberapa penumpangpun mulai ngamuk dan maki2, tidak berapa lama kemudian buspun datang. Akhirnya kamipun masuk ke pesawat..... (masalah selesai? Mmmmm tunggu dulu.... )
Ketika pesawat sedang melaju kencang untuk terbang.... tiba-tiba pesawat belok ke kiri lalu ke kanan seperti mobil yg berlaju kencang di jalan tol yg menghindari sesuatu hingga harus banting stir ke kiri lalu ke kanan, semua penumpang tegang, lalu pesawat terbang dan goyangan hebat tetap terjadi hingga naik dan turun, ternyata ada turbulence..... (di dlm pikiran teringat akan pesawat Germanwings), dan saat pesawat sudah di ketinggian tertentu akhirnya aman....
Dan akhirnya kamipun sampai di Paris dengan sejuta pengalaman nan edan.....

P.S: Selama terjadi delay, dlm antrian ataupun utk dptkan hotel atau boarding pass, saya melihat karakter manusia yg sebenarnya, bkn karakter manusia dlm balutan senyuman manis nan ramah, tetapi manusia egois, tdk mau mengalah dan penuh amarah, dan saya membayangkan sebuah film Hollywood, tentang manusia saling membunuh dan menginjak untuk selamatkan diri dr kecelakaan pesawat ataupun kapal, tanpa mengindahkan keselamatan yg lainnya, hanya demi keegoisan dan kepentingan diri sendiri, inilah karakter sebenarnya ketika hadapi suatu masalah, bkn karakter palsu yg dibungkus dlm kenyamanan. 





 

No comments: