Wednesday 15 October 2014

ANDORRA, PERMATA DI PEGUNUNGAN PYRENEES

Andorra adalah sebuah negara independen kecil yang bersinar seperti permata tertanam di tengah-tengah Pegunungan Pyrénées, antara Perancis dan Spanyol. Ini adalah negara terkecil no.6 di Eropa, yang memiliki luas 468 km2. Ibu kota Andorra, Andorra la Vella, adalah ibu kota tertinggi di Eropa, yang pada ketinggian 1023 m. Bahasa resmi Andorra adalah Catalan, meskipun Spanyol dan Perancis juga umum digunakan.

Andorra bukanlah anggota Uni Eropa dan untuk perjalanan ke Andorra tidak diperlukan visa bagi warga negara Eropa. Bagi warga negara diluar Eropa dapat mengajukan visa Schengen untuk mengunjungi Andorra, dikarenakan negara ini tidak memiliki airport sendiri, sehingga harus melalui jalan darat dari Spanyol atau Perancis. Penduduk negara mungil ini hanya 8% dari luas wilayahnya, sedangkan 92% sisanya adalah hutan, danau, sungai, dan pegunungan. Jumlah penduduk Andorra juga hanya sekitar 84.000 jiwa (kira-kira hanya sepertiga jumlah penduduk satu kecamatan di Jakarta).

Banyak jalur dari Perancis yg menuju ke Andorra, salah satu yang paling saya suka adalah jalan yang melewati Port Denvalira. Jalanan yang berkelok-kelok naik-turun, menyuguhkan pemandangan puncak gunung yang tertutup salju dan lembah-lembah yang indah dengan beberapa rumah yang saling berjauhan, menjadi santapan manis sebelum sampai di Andorra la Vella. 




Walaupun Andorra adalah negara kecil, tetapi banyak hal yg ditawarkan, tempat ski dengan pemandangan spektakuler, surga belanja bagi shopaholic, karena negara ini tidak mengenakan pajak barang, sehingga harga jauh lebih murah dari negara-negara lain di Eropa. Ketika kami berkeliling di kota Andorra la Vella, ibu kota dengan penduduk tak sampai 23 ribu jiwa, yang hanya dengan luas sekitar 30 km persegi, banyak toko-toko yang mendominasi di kota ini. Paling banyak adalah toko-toko yang menjual alat-alat elektronik kecil. Mulai dari smartphone, pc tablet, gadget mainan, kipas angin, blender, kamera, dll. Serta toko baju, tas-tas bermerek, jam tangan, perhiasan emas, sepatu, parfum, dll. Walaupun lebih murah tetapi keaslian barangnyapun dijamin, serta garansi yang diberikan bila membeli barang elektronik, adalah garansi internasional.



Selain pusat belanja, tak banyak yang ditawarkan di kota ini, dan kamipun akhirnya menuju ke kota tua. Bangunan-bangunan yang terkenal di kota tua ini adalah gereja Sant Esteve dan Casa de la Vall.
Gereja Sant Esteve sudah berdiri sejak abad ke-11 dan telah mengalami perubahan besar dalam abad ke-20. Casa de la Vall awalnya dibangun oleh keluarga kaya sebagai hunian pada tahun 1580 lalu di beli oleh Dewan Council pada 1702 dan sekarang menjadi gedung Parlemen Andorra. Disamping gedung ini terdapat sebuah patung dan juga sebuah spanduk kecil menerangkan sejarah singkat parlemen Andorra dalam bahasa Inggris dan Spanyol. Gedung ini juga mempunyai halaman yang luas dan dari sini kita dapat memandang lembah dan pegunungan hijau di sekitarnya.












Pada hari kedua kami menjelajahi desa Encamp dan La Massana. Suasana di kedua desa ini sangat sepi, rumah-rumah dan bangunan terbuat dari bebatuan, mungil, dan dihiasi bunga-bunga di depan jendela. Lalu kamipun memarkir kendaraan di sebuah parkiran untuk melanjutkan hiking ke danau d'Engolasters, yang terletak 1616 m diatas permukaan laut.. Dari tempat parkiran hingga ke danau, jarak yang harus kami tempuh sekitar 3,5 km. Sepanjang jalan kami dapat menyaksikan pemandangan pegunungan dengan puncak berselimutkan salju, tebing batu menghiasi permukaan gunung, dan lembah hijau dengan pohon menjulang dari segala penjuru. Serta banyak aliran air yang turun dari gunung, dan ada beberapa menjadi air terjun mungil. Dan di lembah kita dapat melihat kota-kota kecil dan juga kota Casa de la Vall. Kita beberapa kali berpapasan dengan keluarga yang hiking juga ataupun orang-orang yang sedang jogging.









Sesampai di danau d'Engolasters , pemandangan danau yang sejuk dan bening dengan dikelilingi hutan yang hijau telah menghapuskan rasa lelah selama berjam-jam hiking. Terdapat 2 restaurant di danau ini, kita dapat mengelilingi danau ini ataupun melanjutkan perjalanan dengan kuda menyusuri hutan di sekitarnya.


Setelah puas menikmati pemandangan disekitar danau, kamipun turun dan menlanjutkan jelajah ke desa sekitar Encamp. 






Pada malam harinya kami menikmati suasana malam yang penuh dengan lampu serta suasana yang mendekati Natal. 








Keesokkan paginya sebelum meninggalkan Andorra, kami mengunjungi jembatan tua La Margineda. Setibanya kita di sini, tidak banyak yang dapat kami nikmati, hanya sebuah jembatan tua, suasana sepi dan tidak ada pemandangan lain yang menarik. Lalu kamipun melanjutkan perjalanan menuju ke wilayah Perancis, dan sekali lagi kami berhenti di kota Pas de la Casa untuk berkeliling dan sekali lagi kota inipun penuh dihiasi dengan berbagai toko dan supermarket. Setelah puas berkeliling kitapun melanjutkan perjalanan sambil sekali-sekali berhenti untuk menikmati pemandangan pegunungan yang diselimuti salju dan kita juga melewati tempat-tempat bermain ski dengan gondola-gondola yang membawa para pemain ski ke puncak gunung






 



2 comments:

BELAJAR BAHASA said...

mengagumkan

Diary si kepik said...

@BELAJAR BAHASA Makasih udah berkunjung.... Iya ini negara kecil tapi indah krn terletak di pegunungan :)