Wednesday 22 October 2014

One Day Trip Pekanbaru-Bukittinggi-Padang Panjang-Payakumbuh





Inilah perjalanan saya yang paling singkat, padat dan penuh pesona. Suatu kali terbersit keinginan mengunjungi tempat-tempat wisata di Sumatera Barat, yang terkenal dengan jam Gadangnya, Lembah Harau, serta tidak lupa rendangnya yang menendang lidah. Maka hari itupun sampailah ketika seorang teman saya menawarkan diri untuk mengantar saya berkeliling ke tempat-tempat yang ingin saya kunjungi dalam sehari. Saya pikir why not?
Nah inilah saya dalam pesawat menuju ke kota Pekanbaru, kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang tinggi. Ketika pesawat yang saya tumpangi landing di bandara Sultan Syarif Kasim II, saya langsung dijemput teman yang sudah siap antar culinary masakan Melayu di kota ini. Masakan di sini khas dengan bumbu kental dan rasanya menggoyang lidah. Setelah perut kenyang, saya diantar keliling kota pekanbaru, setelah itu didrop di hotel untuk beristirahat dan mempersiapkan tenaga untuk perjalanan panjang keesokkannya.

Jam 3 pagi pintu kamar telah diketok, dan tanpa menunggu lama sayapun langsung masuk mobil dan duduk manis, kitapun langsung berangkat, dengan tujuan pertama ke Bukittinggi. Sepanjang perjalanan saya hanya bisa tertidur karena semuanya masih gelap dan kabut dimana-mana, tetapi tiba-tiba teman saya menghentikan kendaraannya di tengah jalan, dan dia menunjuk ke tengah jalan dimana seekor ular besar sedang menyebrang dan berhenti karena lampu mobil, dan ketika lampu mobil di matikan, si ularpun melanjutkan perjalanannya menyebrang. Dan sayapun kembali melanjutkan tidur yang tertunda, dan terbangun setelah sampai di Bukittinggi. Jam masih menunjukkan pukul 6 pagi. Dan kota bukit Tinggi masih diselimuti kabut pagi, kamipun menuju ke benteng Fort De Cock, yang dimana adalah benteng bekas Belanda. Benteng ini didirikan oleh Kapten Bouer pada tahun 1825, pada masa Baron Hendrik Merkus de Kock sewaktu menjadi komandan Der Troepen dan Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Di sekitar benteng masih terdapat meriam-meriam kuno periode abad ke 19. Dan kita juga bisa membaca sedikit sejarah benteng ini di sebuah piagam tidak jauh dari benteng.



Antara Benteng Fort De Cock dan kebun Binatang Bukit Tinggi serta museum Rumah Adat Baanjuang dihubungkan sebuah Jembatan, jembatan Limpapeh, dan jembatan ini persis diatas jalan raya dalam kota Bukittinggi, sehingga kita dapat melihat pemandangan kota dari atas jembatan ini.




Setelah selesai keliling museum Rumah Adat Baanjuang, kamipun menuju ke landmark Kota ini, Jam Gadang. Menara jam yang selesai di bangun pada tahun 1926 adalah sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker, sekretaris atau controleur Fort de Kock/Kota Bukittinggi. Jam gadang ini mengalami 3 kali perubahan bentuk atapnya, ketika pertama kali di dirikan atapnya berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke arah timur di atasnya. Kemudian masa pendudukan Jepang, diubah menjadi bentuk pagoda. Dan setelah Indonesia merdeka, atap pada Jam Gadang diubah menjadi bentuk gonjong atau atap pada rumah adat Minangkabau, yang kita lihat sekarang. 




Setelah mengitari Jam Gadang dan sekitarnya kamipun melanjutkan penjelajahan ke ngarai yang tidak jauh dari Jam Gadang, Ngarai Sianok. Ketika sampai di Ngarai ini, mata saya tidak bisa berkedip, karena keindahan ngarai ini telah memukau saya dan rasa kagum membuat saya tidak bisa berkata-kata, hanya mulut berdecak karena indahnya....
Ngarai Sianok memiliki dua dinding yang hampir vertikal dan saling berhadapan. Tingginya sekitar 100 sampai 200 meter dan panjangnya sekitar 15 km. Dinding ini membentuk ngarai dimana saya bisa melihat ladang padi yang luas dan sungai. Ngarai ini dipisahkan oleh Bukittinggi dan Gunung Singgalang.





Selesai menikmati keindahan alam di ngarai Sianok, kami melanjutkan perjalanan menuju Padang Panjang, dimana terletak air terjun lembah Anai, dan inilah pertama kalinya saya melihat air terjun persis di tepi jalan raya.... sungguh indah dan menyejukkan hati bagi siapaun yang melewati jalan ini.... Dan sayapun langsung turun ke bawah dan berdiri dibebatuan dan berendam kaki dan menyejukkan muka dengan cipratan embun dari air yg turun... ahhhh segerrrrrnyaaaa....
 


Setelah bersantai di air terjun, kamipun menuju ke Payakumbuh, sebelum sampai ke tujuan, kami singgah di Ngalau Indah, sebuah gua yang cantik, tetapi sangat disayangkan telah banyak kerusakan dengan coretan tangan-tangan yang usil serta bau yang tidak sedap.



 
Akhirnya kamipun memasuki Lembah Harau yang terletak di Kabupaten Limapuluh Koto, Kota Payakumbuh. Lembah Harau adalah suatu lembah dengan pemandangan bukit-bukit batu yang warna warni. Inilah surganya bagi pemanjat dinding atau rock climber.... seandainya saya bisa memanjat, ingin kurasakan pemandangan dari atas bukit yang memandang ke lembah penuh sawah nan hijau ini.... Tidak berapa lama mengelilingi lembah ini, kami menemukan air terjun dengan kolam kecilnya yang tenang, dan tidak jauh dari air terjun itu terdapat seorang anak kecil penjual tanaman, dan sayapun tidak lupa membeli sebuah anggrek selop.



Setelah puas berkeliling di lembah Harau, kamipun menuju kembali ke arah kota Pekanbaru. Dan tidak lupa mengisi perut di sebuah restaurant di kelok Sembilan, restauran yang mempunyai pemandangan kearah jalanan yang menikung dan hutan di kawasan perbukitan nan hijau. Kelok Sembilan adalah ruas jalan berkelok yang terletak sekitar 30 km dari kota Payakumbuh. Jalan ini memiliki tikungan yang tajam dan lebar sekitar 5 meter, berbatasan dengan jurang, dan diapit oleh dua perbukitan di antara dua cagar alam: Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Harau. Jalan Kelok sembilan dibangun semasa pemerintahan Hindia-Belanda antara tahun 1908–1914. Jalan ini meliuk melintasi Bukit Barisan yang memanjang dari utara ke selatan Pulau Sumatera. Pada saat perjalanan saya, jembatan layang kelok sembilan belumlah jadi.


Dan terakhir sebelum sampai ke Pekanbaru, kami sempatkan diri mampir di Muara Takus, suatu candi Budha yg serba merah bata.... Candi peninggalan kerajaan Sriwijaya.

Akhirnya selesailah perjalanan panjang kami one day trip ke Sumatera Barat, dan sampailah kami di Pekanbaru dengan rasa kagum, dan bangga bahwa Indonesia itu memang indah.....



6 comments:

Endah Kurnia Wirawati said...

Luarbiasa perjalananya..
sy kemarin ke Bukittinggi tidak sempat mengunjungi ngarai sianok dan lembah harau euy..
jadi pingin kesana lagi

Tira Soekardi said...

jadi kangen lagi ke sumbar

Diary si kepik said...

@Endah Kurnia Wirawati Terima kasih atas kunjungannya ya. Lembah Harau emang indah, saya juga pengen ke sana lagi...

Diary si kepik said...

@Tira Soekardi Terima kasih udah mampir ya. Sum-Bar penuh dengan tempat2 wisata yang cantik. Dan semua bisa di jalani sekaligus walau ga semua sih :), saya mau kembali dan jelajahi tempat2 yang lainnya juga.

Unknown said...

Cita cita nih Pekanbaru-Bukittinggi-Ngarai sianok- Padang. Maret Tahun depan tolnya sudah jadi belum ya....?

Diary si kepik said...

@Unknown Udah jadi mbak/mas :)